Bagaimana menghadapi anak-anak 2 tahun menangis tanpa alasan
Namun, sama seperti orang dewasa menangis sebagai cara untuk melepaskan stres atau menghilangkan kecemasan, balita menangis karena berbagai alasan. Memahami perkembangan emosional seorang anak berusia 2 tahun dapat membantu ibu mencari tahu apa yang menyebabkan si kecil menangis, sehingga ibu dapat menemukan cara yang efektif untuk menghadapinya.
Perkembangan Emosional Anak Berusia 2 Tahun
Perkembangan emosional seorang anak berusia 2 tahun terkadang sulit dipahami. Si kecil bisa menjadi anak yang ceria dan ramah. Namun, di lain waktu dia bisa mencongkahi dan menangis dan sering tanpa alasan yang jelas. Namun, perubahan suasana hati ini adalah bagian dari tumbuh dewasa.
Pada usia 2 tahun, anak-anak bersenang-senang menjelajahi dunia dan berpetualang. Dia akan menghabiskan sebagian besar waktunya menjelajahi lingkungan di sekitarnya, mencari tahu apa yang bisa dia lakukan dan tidak bisa lakukan, dan sebagainya. Sayangnya, kemampuannya masih terbatas untuk bisa melakukan semua yang ingin dia lakukan dengan aman, dan si kecil sering membutuhkan seorang ibu untuk melindunginya.
Ketika ibu melarang atau mencegah si kecil melakukan sesuatu yang berbahaya baginya, dia bisa mengerutkan kening, menangis, marah, dan bahkan mengamuk. Anak Anda juga dapat terlibat dalam tindakan agresif, seperti memukul, menggigit, dan menendang. Ini karena pada usia ini, ia belum memiliki kontrol yang baik atas dorongan emosionalnya, sehingga kemarahan dan frustrasi yang ia rasakan cenderung dilepaskan dalam bentuk menangis, memukul, dan menjerit.
Dr. Ashanti Woods, seorang dokter anak di Mercy Family Care Physicians, Baltimore mengatakan bahwa anak-anak dapat menangis karena banyak hal, terutama karena itu adalah bentuk komunikasi pertama mereka. Menurut Woods, emosi dan amukan balita berusia 1-3 tahun biasanya dipicu oleh perasaan lelah, frustrasi, malu dan bingung.
Selain itu, menurut Michael Potegal, seorang ahli saraf perilaku di Sekolah Kedokteran Universitas Minnesota, anak-anak biasanya menangis karena mereka membutuhkan perhatian, menginginkan sesuatu, atau ingin melarikan diri dari tuntutan orang tua mereka.
Tips Menangani Anak yang Menangis
Memahami emosi dan alasan di balik tangisan anak Anda adalah langkah pertama yang penting untuk diambil oleh ibu. Sekarang, setelah ibu tahu apa yang menyebabkan anak menangis, ibu dapat membantu anak untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengelola emosi di balik tangisan.
Berikut adalah beberapa tips untuk berurusan dengan anak berusia 2 tahun yang menangis tanpa alasan, yaitu:
1. Pastikan Ibu tetap tenang
Sebelum menangani bayi yang menangis, pastikan sang ibu juga tenang. Jika Anda merasa emosional, Anda harus pindah terlebih dahulu, mengambil napas dalam-dalam dan menenangkan diri sebelum berbicara dengan si kecil. Apalagi jika sang ibu merasa tangisan sang anak terlalu berlebihan.
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar para ibu menempatkan anak-anak mereka di tempat yang aman, seperti di tempat tidur mereka, tanpa selimut atau barang-barang lainnya. Kemudian, ibu bisa meninggalkan ruangan selama 10-15 menit sambil menangis.
Waktu istirahat singkat ini bisa bermanfaat bagi ibu dan anak kecil untuk menenangkan diri. Namun, jika si kecil masih menangis, periksalah dia tapi jangan menahannya sampai dia tenang.
2. Perhatikan kalimat yang digunakan
Setelah menenangkan diri, langkah selanjutnya yang bisa dilakukan ibu adalah menghindari kata-kata yang menilai perilaku mereka, seperti "hanya bayi yang masih menangis" atau "berhenti menangis". Kalimat seperti itu tidak membantu menenangkan si kecil, dan benar-benar dapat membuat situasinya lebih buruk.
Alih-alih mengatakan itu, dia bisa berkata, "Aku tahu kau menangis karena kau sedih. Ayo, mari kita bicara tentang perasaan Anda bersama-sama. Ini dapat membantu anak-anak mengenali emosi mereka dan merasa bahwa orang tua mereka ingin memahaminya.
3. Bantu Anak Untuk Belajar
Selain menenangkannya, para ibu perlu membantu anak-anak mereka belajar mengidentifikasi, memahami, dan mengelola emosi mereka, sehingga mereka dapat mengendalikan emosi mereka dengan lebih baik setiap kali mereka merasa marah dan frustrasi.
4. Terapkan jadwal rutin kepada anak-anak
Jika anak Anda menangis karena kelelahan, pastikan Anda mendorongnya untuk mengikuti jadwal tidur siang yang teratur. Sebaiknya, anak-anak tidak lagi bermain gadget sebelum tidur dan menggunakan beberapa waktu sebelum tidur untuk membaca buku.
Ibu juga perlu mengatur jadwal makan rutin untuk si kecil. Ingatlah bahwa makanan yang mereka makan dan seberapa sering mereka makan dapat menyebabkan reaksi emosional pada anak-anak.
5. Terimalah bahwa Ibu Tidak Dapat Memperbaiki Semuanya
Tidak peduli seberapa dekat Anda dengan si kecil, akan ada saat-saat ketika Anda tidak tahu mengapa mereka menangis. Ketika itu terjadi, Anda dapat mengalihkan perhatian si kecil dengan mengubah adegan (seperti pergi ke luar ruangan) atau bernyanyi lagi kadang-kadang untuk membantu menenangkannya.
Sumber : halodoc.com
0 komentar:
Posting Komentar