Informasi tentang Merdeka Belajar, Program pelatihan Guru, dan Perkembangan dunia pendidikan

Selasa, 09 Mei 2023

MAKALAH STIKES Medika Nurul Islam Sigli: KALIMAT EFEKTIF

 KALIMAT EFEKTIF





MAKALAH STIKES Medika Nurul Islam Sigli: KALIMAT EFEKTIF




Oleh
Kelompok 2

Eka Ftriani
Eka Mailisa
Eva Fadlin
Feri fadli
Fauzi








Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Medika Nurul Islam Sigli
Program studi Ilmu Keperawatan
2011- 2012


BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang

Setiap kalimat dalam karangan dapat diketahui dengan mudah karena mempunyai cirri sebagai syarat kehadirannya. Dengan demikian, kita dengfan mudah membuat bentuk formal sebuah kalimat. Apa yang merupakan sebuah cirri tanda kehadiran sebuah kalimat dalam karangan.

Ciri atau kehadiran sebuah kalimat dalam karangan adalah dimulai dengan huruf besar (capital) dan di akhiri dengan tanda titik(.), tanda seru (!) dan tanda Tanya (?). kadang- kadang diantara huruf besar (memulai kalimat) dengan ketiga tanda di atas (mengakhiri kalimat) terdapat pula berbagai tanda baca yang lain yang berupa tanda koma (,), titik koma (;), titik dua (:), ((..)), tanda petik (“), elipheis (…), atau sepasang tanda pisah (-) yang mengapit bentuk tertentu.
Pada sebuah kalimat yang terdiri atas unsur- unsur itu, kalau dikelompokkan akan terdapat bagian – bagian yang masing- masing mempunyai fungsi dan pengertian tertentu.

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana, kalimat efektif yang benar.

1.3    Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk dijadikan sebagai dasar dalam menulis kalimat efektif dan untuk dijadikan sebagai pedoman secara lisan dan tulisan.

1.4    Manfaat Penulisan
 Agar mahasiswa(i) dapat berkomunikasi dengan baik. Baik secara lisan maupun tulisan.

BAB II
PEMBAHASAN


2.1    Bentuk Formal Sebuah kalimat
2.1.1    Subjek

Bagian subjek kalimat kebanyakan berada secara implicit dalam kalimat. Bagi kebanyakan orang, bagian subjek kalimat ini sangat menentukan kejelasan makna sebuah kalimat. Subjek kalimat yang posisi atau letaknya kurang tepat (jelas) dalam kalimat menyebabkan kekaburan makna kalimat tersebut. Analisis bagian kalimat tidak pernah luput dari analisis subjek, disamping predikat.

Dalam tata bahasa lama, sebuah kalimat yang tidak bersubjek dikatakan kalimat tak sempurna. Terlepas dari benar tidaknya istilah tersebut, ini menunjukkan betapa pentingnya kehadiran jabatan subjek dalam kalimat bahasa Indonesia.

Bagian atau jabatan, atau fungsi subjek dalam sebuah kalimat biasanya dapat diketahui dengan jalan mengajukan pertanyaan : apa atau siapakah yang dibicarakan dalam kalimat tersebut. Selain ciri khas itu, bagian subjek dapat pula dketahui pada ciri-ciri yang lain seperti: umumnya berkelas kata benda (nomina), terletak pada bagian awal kalimat, dan diikuti atau dimulai atau dibatasi dengan kata tugas ini, itu, yang, adalah, yakni, merupakan, yaitu, dan lain- lain.

Contoh subjek yang berupa kata:
-    Pasien sudah mulai mengantuk.
-    Malam sudah sangat larut.
-    Orang- orang sudah tertidur lelap.

Contoh subjek yang berupa frase:
-    Air sungai kecil itu terus menerus mengericik.
-    Pada tepi sungai kecil itu terempas sebuah kerikil tajam.
-    Seekor kelinci tiba- tiba keluar dari segerombilan tanaman dekat rel kereta api.
(yang terletak miring adalah subjek)

2.1.2    Predikat
Predikat umumnya terletak dibelakang subjek berkelas kata kerja (verba). Seperti halnya dengan subjek, kehadiran predikat juga ada yang berupa kata, ada pula berupa frase.
Contoh predikat yang berupa kata:
-    Kelinci itu menengok kekiri dan kekanan sambil melompat- lompat kegirangan.
-    Usahanya berkembang.


Contoh predikat yang berupa frase:
-    Udara makin terasa dingin pada malam yang sunyi ini.
-    Air sungai yang kecil itu terus menerus menggerincik.

2.1.3    Objek
Kalau bagian subjek dan predikat kebanyakan muncul secara eksplesit (secara bebas) dalam kalimat, bagian objek tidaklah demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta cirri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif secara relatif  mempunyai objek, dan biasanya predikat kalimat itu didekati oleh afiks tertentu seperti, me-, ka,-I, dan per-.
Bagian objek kalimat biasanya dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan: apa atau siapa yang terletak dibelakang predikat dan apa atau siapa itu dapat menduduki bagian subjek apabila kalimat itu dipastikan. Selain itu, objek pada umumnya berkelas kata benda (nomila) atau berada dibelakang kata tugas oleh dalam kalimat pasif.

2.1.4    Perangai
Perangai adalah bagian kalimat yang berfungsi menghubungkan bagian kalimat yang satu dengan bagian- bagian kalimat yang lain (yaitu subjek, predkat atau paragraph dan keterangan) atau menghubungkan kalimat atau paragraf yang satu dengan kalimat atau paragraf  yang lainnya.
Bagian perangai dibagi menjadi dua, yakni perangkai intra kalimat dan perangkai antar kalimat, berfungsi menghubungkan unsur atau bagian kalimat yang lain di dalam sebuah kalimat. Adapun perangkai antar kalimat berfungsi menghubungkan kalimat atau paragraph yang satu dengan kalimat atau paragraf yang lain.
Berikut ini beberapa contoh kalimat yang menggunakan bentuk perangkai:
-    Gubernur beserta rombongan akan segera datang meninjau lokasi perumahan kita.
-    Disamping harus hati- hati menghadapi orang itu, kamu juga harus waspada terhadap kemungkinan serangan anak buahnya.

2.1.5    Modalitas
Unsur atau kegiatan modalitas dalam kalimat sering di sebut kata warna. Bentuk modalitas ini banyak kali mengubah keseluruhan arti sebuah kalimat. Adanya bentuk modalitas dsalam kalimat menyebabkan kalimat mungkin berubah menjadi sebuah petanyaan yang tegas, yang ragu-ragu, yang lembut, yang pasti dan sebagainya.

Contoh bentuk bagian modalitas dalam kalimat :
-    Adik saya kemungkinan besar seorang perawat
-    Aku sebenarrnya seorang gadis 

2.2    Susunan kalimat 

Bahasa yang sebagian dituangkan dalam rangkaian kalimat sarana untuk menyampaikan pikiran atau gagasan itu kepada orang lain dengan harapan dapat dipahami dengan mudah. Jadi, harapan akan terbentuk suatu jalinan komunikasi dengan manusia lain.

Bahasa yang tidak rapi susunan kata didalam kalimatnya mungkin akan menimbulkan salah paham. Bagaimana kita menyusun kalimat agar mudah di pahami orang ? apa yang harus kita perhatikan agar tidak timbul kesalah pahaman ? susunan kalimat itu harus (1) singkat, (2) cermat, dan (3) tepat. Susunan kalimat kalimat harus singkat berarti kita harus dapat menghilangkan kata atau ungkapan yang sebenarnya tidak perlu di masukkan kedalam kalimat.

Kalimat yang cermat susunanya adalah kalimat yang menggunakan kata-kata yang terpilih. Kata-kata itu bukan di pilih karena dapat mengungkapkan dengan jelas-jelasnya. Akan tetapi tidak jarang terjadi, salah satu kata itu adalah kata paling cermat mengungkapkan maksud yang ingindikomunikasikan. Oleh karena itulah, kata yang tepatlah yang seharusnya kita gunakan didalam kalimat kita.

Masalah ketetapan didalam susunan kalimat menyangkut dua hal.pertama, ketetapan pemakaian kaidah kebahasaan, terutama kaidah tata bahasa mengenai pemakaian imbuhan. Kedua, menyangkut kata susun dalam kalimat yang berkaitan dengan perhubungan antar bagian kalimat, sering terjadi pemakaian imbuhan yang tidak tepat sehingga memberikan kalimat yang salah . 

Perhatikan kalimat berikut ini
1)    Sebagaimana telah ditetapkan, dinas dirumah sakit itu biasanya dilakukan dua kali seminggu
2)    Secara jasmaniah orang itu bertubuh gempal dan tegap. Penggunaan kata biasanya pada kalimat (1) tidak perlu karena makna kata itu sudah tersirat dalam ungkapan sebagaimana telah ditetapkan. Tanpa kata itu, makna kalimat sudah sangat jelas. Jadi penggunaan kalimat itu mubazir atau berlebihan. Penggunaan kata segi pada kalimat (2) juga berlebihan karena makna itu sudah dinyatakan dalam kalimat aspek. Tanpa kata itu, makna kalimat (2) cukup jelas. Penggunaan kata bertumbuh pada kalimat (3) juga berlebihan karena makna kata itu sudah dinyatakan dalam ungkapan secara jasmaniah. Tanpa kata bertumbuh, makna kalimatr itu cukup jelas
3)    Dalam pertimbangan keadaan seperti itu, kita juga harus melihat kenyataan bahwa anggota yang tidak hadir belumtentu menyetujui usul kita. Kalimat (2) dan kalimat (3) adalah kalimat yang berbelit-belit atau berputar-putar. Ungkapan apabila mempertimbangkan keterangan-keterangan dengan baik. Kita harus menyimpulkan pada kalimat (2) cukup panjang dan memperkabur makna kalimat itu. 

BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan 

Berdasarkan uraian pada pembahasan makna kesimpulan yang dapat dipaparkan dalam makalah ini adalah :

3.1.1    Subjek kalimat yang pasti atau letaknya kurang tepat (jelas) dalam kalimat menyebakan kekaburan makna lalimat tersebut. Analisis bagian kalimat tidak pernah luput dari analisis subjek. Disamping prediket, dalam tata bahasa lama,sebuah kalimat yang tidak bersubjek dikatakan kalimat tak sempurna. Ini menunjukkan betapa pentingnya kehadiran jabatan subjek dalam kalimatbahasa Indonesia.

3.1.2    Kalau bagian subjek dan predikat kebanyakan muncul secara ekslesit (secara bebas) dalam kalimat, bagian objek tidaklah demikian halnya kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta cirri khas objek itu sendiri.

3.1.3    Bahasa yang sebagian besar dituangkan dalam rangkaian kalimat merupakan sarana untuk menyampaikan pikiran atau gagasan itu kepada orang lain dengan harapan dapat dipahami dengan mudah.

1.2.    Saran

Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru tentang kalimat efektif . makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna dan tujuan untuk kesempurnaan di masa yang akan datang

DAFTAR PUSTAKA
•    Bahasa Indonesia untuk untuk tenaga kesehatan. Dra.M.Yamilah
•    Buku saku diagnosa keperawatan. E/6.L.J.Carpenito
•    Diagnose keperawatan :Penerapan pada praktik klinis.E/6.C.V.Carpenito
•    Komunikasi untuk perawat. Heri Purwanto
•    Memahami proses keperawatan : dengan pelatihan denagn pendekatan latihan, C.V.Allen
•    Pengkajian fisik dan riwayat kesehatan.E/2. Barbara Bates
•    Pengantar komunikasi bagi siswa perawat.kariyoso
•    Terapi Wicara untuk Praktisi pendidikan dan kesehatan. Bambang Setyono,SpTh
•    Wawancara Psikiatri Semi pemahaman. Shawn C.Shea.M.D

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI       
BAB   I   PENDAHULUAN       
1.1    Latar Belakang       
1.2    Rumusan Masalah       
1.3    Tujuan Penulisan        
1.4    Manfaat Penulisan

BAB  II   PEMBAHASAN        
2.1    Bentuk Format Sebuah Kalimat        
2.2    Susunan Kalimat          

BAB  III  PENUTUP        
3.1    Kesimpulan        
3.2    Saran        

DAFTAR PUSTAKA         



MAKALAH STIKES Medika Nurul Islam Sigli: KALIMAT EFEKTIF Rating: 4.5 Diposkan Oleh: TABINA GURU

0 komentar:

Posting Komentar