Faktor Penting Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia
obrolanguruku.blogspot.com - Faktor Penting Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia - Pendidikan sebagai sistem terbuka tidak lepas dari permasalahan, baik masalah mikro maupun masalah makro. Masalah mikro, yaitu permasalahan yang muncul pada komponen yang terkandung dalam pendidikan itu sendiri sebagai sebuah sistem. Masalah makro, yaitu permasalahan yang muncul dalam pendidikan sebagai sistem dengan sistem lain yang lebih luas dalam segala kehidupan manusia.
Rendahnya kualitas pendidikan menjadi permasalahan yang masih dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak bangsa, apalagi kurangnya partisipasi pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan menjadi hambatan bagi kualitas pendidikan di Indonesia. Apa yang kita rasakan sekarang adalah bahwa ada ketertinggalan dalam kualitas pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Kualitas bangsa tergantung pada pendidikan yang mampu menjunjung tinggi nilai dan memiliki kemampuan untuk membentuk karakter, percaya dan mengembangkan potensi mereka.
Setelah kita amati, jelas bahwa masalah serius dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik formal maupun informal. Dan itulah yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang. Dengan pendidikan yang mencakup nilai-nilai, budaya, dan pengetahuan, itu akan menambah wawasan tentang pemikiran yang diberikan melalui pendidikan formal di sekolah. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang memiliki tugas dan kewajiban sebagai fasilitator proses pembelajaran dalam rangka mencapai potensi keberhasilan pendidikan.
Dengan demikian penyebab rendahnya pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut:
Sarana dan Prasarana Rendah
Untuk sarana dan prasarana, kita bisa amati bahwa masih banyak sekolah yang kekurangan sarana dan prasarana. Misalnya banyak bangunan sekolah yang rusak, kepemilikan dan penggunaan media pembelajaran sangat rendah, buku perpustakaan tidak lengkap, laboratorium tidak terstandarisasi, penggunaan teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya.
Padahal, masih banyak sekolah yang belum memiliki bangunan sendiri, tidak memiliki perpustakaan, belum memiliki laboratorium dan sebagainya. Hal ini tentu saja akan sangat mempengaruhi kualitas pendidikan secara langsung. Oleh karena itu, sangat penting bagi kami untuk meningkatkan sarana dan prasarana agar pembelajaran dapat berjalan dengan sangat baik sehingga kualitas pendidikan kita meningkat. (Chotijah, 2015)
Kualitas Guru dan Prestasi Siswa Yang Rendah
Kondisi guru di Indonesia bisa dikatakan sangat mengkhawatirkan. Hal ini dikarenakan sebagian besar guru tidak memiliki profesionalisme yang memadai untuk melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 UU No 20/2003, yaitu merencanakan pelajaran, melaksanakan pelajaran, menilai hasil belajar, melakukan pendampingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian kepada masyarakat. Masih banyak guru yang sewenang-wenang melaksanakan tugasnya, seperti: terlambat masuk kelas, bercerita lebih banyak daripada menjelaskan pelajaran, tidak memahami konsep materi yang akan diajarkan, tidak memahami karakter siswa dan bahkan masuk kelas hanya untuk memberikan tugas dan kemudian meninggalkan kelas.Meskipun guru dan instruktur bukan satu-satunya penentu keberhasilan pendidikan, pengajaran adalah titik pusat pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, staf pengajar berkontribusi besar terhadap kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawab mereka. Rendahnya kualitas guru dan guru juga dipengaruhi oleh rendahnya tingkat kesejahteraan guru. (Purnamasari, 2012)
Dengan kondisi seperti itu (sarana dan prasarana yang rendah, kualitas guru, dan kesejahteraan guru), prestasi prestasi siswa menjadi kurang memuaskan. Penjabaran prestasi belajar siswa sebagai hasil penilaian yang dilakukan oleh International Association for the Evaluation of Educational Achievement Study Center Boston College, diikuti oleh 500.000 mahasiswa dari 63 negara untuk Tren Studi Matematika dan Sains (TIMSS); Indonesia diwakili oleh siswa kelas VIII pada tahun 2011. Hasil penilaian terungkap bahwa Indonesia dalam Matematika berada di posisi ke-38 dengan nilai 386 dari 42 negara yang siswanya diuji (skor Indonesia turun 11 poin dari penilaian 2007). Juara pertama diraih oleh mahasiswa Korea (613), disusul Singapura (500). Di bidang sains, Indonesia berada di peringkat ke-40 dengan nilai 406 dari 42 negara (skor Indonesia menurun 21 poin dari penilaian 2007). (Sbandi, 2013).
Solusi Pendidikan di Indonesia
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, seperti rendahnya kualitas fasilitas fisik, rendahnya kualitas guru, dan lain-lain seperti yang dijelaskan di atas, secara garis besar, ada dua solusi, yaitu:
- Solusi sistemik, yaitu solusi dengan mengubah sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui, sistem pendidikan erat kaitannya dengan sistem ekonomi terapan. Sistem pendidikan di Indonesia saat ini diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalis (sekolah neoliberalisme), yang memiliki prinsip meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.
- Solusi teknis, yaitu solusi mengenai hal-hal teknis yang berkaitan langsung dengan pendidikan. Solusi ini, misalnya, adalah menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa. Solusi atas masalah teknis dikembalikan pada upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, selain diberikan solusi untuk meningkatkan kesejahteraan, juga diberikan solusi dengan membiayai guru untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Prestasi siswa yang rendah, misalnya, diberikan solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat bantu pengajaran dan sarana pendidikan, dan sebagainya. (Adi Wibawa, 2013)
Sehingga dengan solusi tersebut, diharapkan pendidikan di Indonesia dapat bangkit dari kesulitannya, sehingga dapat menciptakan generasi baru sumber daya manusia yang tinggi, kepribadian pancasila dan bermartabat.
Kesimpulan
Kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan kualitas pendidikan di negara lain. Penyebab utamanya adalah rendahnya kualitas guru dan prestasi siswa serta sarana dan prasarana yang tidak memadai. Dengan demikian, solusi atas permasalahan teknis dikembalikan pada upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Solusi ini, misalnya, adalah menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa. Serta solusi atas permasalahan sistemik, yaitu solusi dengan mengubah sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan.
0 komentar:
Posting Komentar