Informasi tentang Merdeka Belajar, Program pelatihan Guru, dan Perkembangan dunia pendidikan

Rabu, 13 Desember 2017

SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA MENYERUPAI SISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA?

SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA MENYERUPAI SISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA?

SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA MENYERUPAI SISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA?
Gambar: finland.fi
Sistem Pendidikan Indonesia Menyerupai Sistem Pendidikan Finlandia? - Berdasarkan hasil Survey Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2000.  Firlandia meraih tingkat teratas sebagai Negara yang memiliki kualitas terbaik dari berbagai Negara di dunia pada bidang baca-tulis, sains dan matematika. Sehingga tidak heran jika Keberhasilan pendidikan di negara Finlandia ini menjadi rujukan bagi para pemerhati pendidikan di berbagai Negara di dunia tak terkecuali Indonesia.

Belakangan, Mendikbud Muhadjir Effendy menggagas “Full Day Scool” yang katanya meniru Finlandia. Padahal jika Mendikbud Muhadjir Effendy mengkaji secara mendalam pendidikan di Finlandia, maka akan terlihat bahwa lama jam belajar anak-anak di Finlandia singkat: mereka hanya belajar 5 jam saja dan itupun selalu di selingi istirahat selama 75 menit dan ditambah lagi istirahat selama 15 menit pada setiap pergantian jam mata pelajaran.
Dengan berbagai kebijakan itu, lalu dimanakah letak kelebihan pendidikan di Finlandia? Berikut 10 fakta yang mungkin sudah anda ketahui tentang Pendidikan di Finlandia.
Nah, seperti apa hebatnya pendidikan di Finlandia, berikut 10 fakta yang mungkin sudah anda ketahui:

1.       Anak-anak di Finlandia mulai sekolah setelah usia mencapai 7 tahun

Anak-anak di Negara Finlandia belum menginjak sekolah formal jika usianya belum mencapai 7 tahun. Anak-anak yang masih berusia di bawah 7 tahun masih termasuk dalam usia bermain-main. Para orang tua di Finlandia percaya bahwa anak-anak dapat belajar dan mengembangkan diri walau hanya melalui bermain, berimajinasi dan bersosialisasi dengan teman sebanyanya. jadi, pada masa pra-sekolah ini siswa-siswa di Finlandia, lebih banyak di tekankan pada kegiatan bermain dan bersosialisasi.

2.       Minim ujian dan tidak ada Tugas Tambahan di Rumah

Di Finlandia, setiap guru hanya dibebankan tugas mengajar terhadap 12 anak. Oleh karenanya anak-anak mempunyai banyak kesempatan untuk dapat berinteraksi dengan gurunya. Begitu juga sebaliknya, guru lebih banyak kesempatan untuk untuk dapat mengenal dan berinteraksi dengan murid-muridnya.

Pendidikan di Finlandia tidak mengenal ujian nasional (UN) atau sejenisnya. Tidak ada tes wajib bagi siswa hingga usia 17-19 tahun. Hanya guru yang lebih mengenal para murinya. Jadi hanya Guru yang melakukan penilaian terhadap siswa. itu pun bukan untuk  menilai kelulusan, peringkat ataupun naik kelas, melainkan hanya sekedar informasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Selain itu, siswa di Finlandia tidak dibebanikan dengan tugas tambahan di rumah seperti pekerjaan rumah (PR) yang berat. Jadi setiap siswa tidak membawa pulang beban di sekolah untuk diselesaikan di rumahnya.

3.       Kualitas Akademik Guru Minimal Magister

Guru-guru di Finlandia di wajibkan memiliki tingkat kualitas Akademik setingkat S-2 atau Magister. Setiap guru dapat memperoleh gelar Magister itu di satu dari 8 perguruan tinggi negeri yang telah rekomendasi oleh pemerintah atau Negara.

4.       Setiap Biaya Pendidikan didanai Oleh Negara

Setiap biaya pendidikan di Finlandia dibebankan kepada Negara, oleh karenanya setiap warga Negara memiliki kesempatan yang sama untuk dapat  mengakses pendidikan terbaik dan berkualitas.

Selain itu, negara juga menyediakan makan siang, layanan kesehatan dan angkutan umum yang semuanya gratis atau dibebankan kepada Negara.

5.       Guru Diberi  Kebebasan Membuat Kurikulum Sendiri

Finlandia punya standar nasional yang serupa dengan Common Core State Standards. Akan tetapi guru sepenuhnya mendapat kebebasan membuat, mengembangkan kurikulum dan menerjemahkan sendiri standar itu.

Guru-guru di Finlandia sangat dihargai dan dihormati. Sehingga untuk menjadi guru seleksinya sangat ketat. Hanya mereka yang menempati peringkat 10 persen teratas yang dapat mendaftar menjadi guru.

Guru-guru di Finlandia hanya mengajar selama 4 jam perhari. Kemudian selama 2 jam mereka memanfaatkan waktu itu untuk mengembangkan kurikulum dan menilai prestasi siswa.

6.       Waktu Istirahat yang Cukup Banyak

Anak-anak di Finlandia memiliki Jam istirahat  yang lama, mereka hanya belajar 5 jam saja dan itupun selalu di selingi istirahat selama 75 menit dan ditambah lagi istirahat selama 15 menit pada setiap pergantian jam mata pelajaran.

Para guru dan wali murid di Finlandia menyakini, bahwa waktu istirahat dan bersantai yang cukup dapat membantu siswa untuk fokus kembali pada kegiatan belajar. Selain itu, waktu istirahat yang lama memungkinkan siswa untuk dapat berinteraksi dengan teman-teman sekolahnya secara maksimal.

7.       Tidak Mengenal Kompetisi dan Sistim Peringkat

Sistim pendidikan di Finlandia tidak mengenal kompetisi dan sistim peringkat. Artinya tidak ada persaingan antar sekolah. Sistim pendidikan di Finlandia Tidak mengenal istilah guru terbaik. Semua guru didorong agar dapat bekerjasama satu-sama lain untuk kemajuan pendidikan.

Sehingga di Finlandia tidak mengenal istilah sekolah unggulan dan sekolah buruk. Semua sekolah di dorong untuk terus maju dan berkembang. Dan yang lebih penting, di Finlandia tidak ada istilah “siswa bodoh”.

8.       Serikat Guru yang Kuat

Para guru di Finlandia sangat terorganisir. Menurut New York Times, 95 persen guru Finlandia bergabung dalam serikat. Dan mereka bersedia menyisihkan 1,2 persen gajinya untuk mendanai serikat.

Serikat ini sangat berguna sebagai alat bagi guru untuk memperjuangkan hak-haknya, seperti gaji, tunjangan dan lain-lain. Serikat juga menjadi corong untuk menyuarakan persoalan pendidikan.

9.       Metode Pengajaran yang Inovatif

Sekarang Pemerintah Finlandia sedang menjalankan revolusi metode pengajaran, yaitu menggantikan metode konvensional (mengajar dengan subjek) menjadi “mengajar dengan topik/fenomena”.

Pada metode lama (Konvensial), siswa belajar dengan satu subjek tertentu pada setiap mata pelajaran, seperti sejarah, geografi, fisika, matematika, bahasa dan lain-lain. Pada metode baru, pengajaran berbasiskan topik atau fenomena, pada metode ini para siswa akan belajar pada banyak subjek sekaligus. Sebagai misal, topik tentang Uni Eropa, di dalamnya ada soal sejarah, geografi, bahasa dan ekonomi.

Begitulah sistim pendidikan Finlandia yang mendapat pujian oleh banyak orang. Lalu bagaimana dengan sistim pendidikan di Indonesaia? Gagasan bapak pendidikan nasional Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, lebih dekat dengan model pendidikan Finlandia itu. Namun karena sistem pendidikan kita yang selalu berorientasi pasar dan melupakan latar belakang kultur budaya, maka Pendidikan Indonesia akan sulit bangkit untuk mengejar ketinggalan seperti Finlandia.

SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA MENYERUPAI SISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA? Rating: 4.5 Diposkan Oleh: TABINA GURU

0 komentar:

Posting Komentar